Sarang lebah tanpa sengat


Semua jenis lebah tanpa sengat (klanceng/kelulut) bersarang pada rongga, dengan satu pintu untuk keluar masuk. Karena tidak dilengkapi dengan organ penyengat sebagai pertahanan diri, lebah tak bersengat membangun sarang (hive) dengan suatu sistem keamanan yang unik guna menjaga sarang dari ancaman penyusup maupun paparan penyakit.

Tiap jenis lebah tanpa sengat cenderung menunjukkan variasi pemilihan jenis media sarang. Misalnya jenis Heterotrigona itama cenderung memilih lubang-lubang pohon sebagai tempat membangun sarang. Tetragonilla collina cenderung memilih tunggul-tunggul pohon yang besar. Sedangkan jenis Tetragonula laeviceps, sebagai jenis yang cukup kosmopolit, cenderung lebih pragmatis dalam memilih media sarang. Mereka bisa menghuni ruas bambu, lubang pada cacat bangunan, pipa, dll.


Secara umum, sarang lebah tanpa sengat merupakan satu ruangan tempat menempatkan telur-telur, kantong-kantong madu, dan kantong-kantong polen. Konstruksi sarang pada tiap jenis bervariasi, misalnya dilihat dari bentuk pintu masuk, material sarang yang digunakan, dan tata letak penempatan brood, kantong madu dan polen. Pintu masuk sarang lebah tanpa sengat berbentuk satu lubang dengan terowongan masuk menuju ruang utama (chamber). Hanya ada satu lubang masuk ke sarang, lebah-lebah itu biasanya akan menutup lubang lain selain pintu masuk. Mereka akan menutupnya menggunakan resin.

Bagian pintu sarang sering dilengkapi dengan ornamen menyerupai pipa, corong atau terompet. Bentuk ornamen ini pada banyak kasus dapat menjadi petunjuk identifikasi jenis lebah. Pintu ini terkoneksi dengan terowongan masuk ke bagian dalam sarang. Terowongan ini kemudian terhubung dengan suatu jaringan yang menyerupai labirin sebagai perlindungan dari penyusup. Labirin ini terhubung dengan ruang utama dimana segala aktivitas sarang berlangsung. Di ruang utama inilah lebah konstruksi membangun pot-pot telur yang akan diisi dengan telur oleh ratu, serta membangun kantong-kantong untuk penyimpanan madu maupun serbuk sari.



Material utama dalam membangun sarang adalah getah (resin) tanaman dan lilin lebah. Lebah-lebah pengumpul akan mengambil getah tanaman dan diangkut di tungkai belakangnya. Getah tanaman ini bersifat lengket dan digunakan untuk struktur sarang dan membangun kantong-kantong telur dan cadangan makanan. Pada beberapa bagian, getah tanaman ini dicampur dengan material padatan lain seperti pasir atau tanah liat untuk memperkuat struktur.
Previous
Next Post »